BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Muhammadiyah adalah organisasi
pembaharu Islam yang pada waktu itu telah Islam mengalami pendangkalan makna
dan banyak dicampuri tradisi Hindu-Budha. Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai
pendiri Muhammadiyah adalah seorang mubaligh muda yang dalam setiap berdakwah
untuk menyampaikan ide-ide purifikasi islam banyak mengalami tantangan, bahkan
dari keluarganya sendiri. Tentunya hal ini menjadi lumrah karena pada saat itu
masih dalam era penjajahan dan banyaknya tokoh-tokoh Islam yang menanamkan
pemikiran memusuhi setiap perkembangan apalagi yang berkaitan dengan kaum
penjajah.
Muhammadiyah sejak lahir menjadikan
dirinya sebagai organisasi atau Persyarikatan dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
Dengan demikian maka keseluruhan dari kegiatan Muhammadiyah adalah dakwah
Islamiyah, sesuai dengan bidang masing-masing bagian atau lembaga dalam
Muhammadiyah.
Adapun Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus merupakan salah satu bagian penting menjalankan dakwah Islam dari Muhammadiyah, yang mengkhususkan pada dakwah yang lebih bersifat tabligh atau menyeru/menyampaikan risalah Allah SWT dan Rasul-Nya. Pelaksanaan sifat tabligh ini lebih cenderung melalui lisan, tulisan, audio, audio visual, internet dan sebagainya. Oleh karena itu, Muhammadiyah sangat perlu memiliki mubaligh yang handal dan menguasai medan serta peralatan tabligh lainnya. Hal ini sudah merupakan kewajiban bagi Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus memiliki korps—Daerah, Wilayah, Nasional dan dakwah di tingkat Internasional.
Adapun Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus merupakan salah satu bagian penting menjalankan dakwah Islam dari Muhammadiyah, yang mengkhususkan pada dakwah yang lebih bersifat tabligh atau menyeru/menyampaikan risalah Allah SWT dan Rasul-Nya. Pelaksanaan sifat tabligh ini lebih cenderung melalui lisan, tulisan, audio, audio visual, internet dan sebagainya. Oleh karena itu, Muhammadiyah sangat perlu memiliki mubaligh yang handal dan menguasai medan serta peralatan tabligh lainnya. Hal ini sudah merupakan kewajiban bagi Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus memiliki korps—Daerah, Wilayah, Nasional dan dakwah di tingkat Internasional.
Meskipun Majelis Tabligh dan Dakwah
Khusus punya tugas khusus menangani bidang tabligh, namun tidaklah kaku pada
pembatasan bidang tugas ini. Para Mubaligh Muhammadiyah perlu juga diberikan
tambahan kemampuan dalam bidang-bidang yang lain, misalnya dalam dakwah bil hall,
dan dakwah bits tsaqofah.
Dengan demikian antara sumberdaya
mubaligh dan sarana serta prasarananya dapat berjalan seimbang. Selain itu
antara umat yang membutuhkan mubaligh dan jumlah mubalighnya juga dapat
dipenuhi. Perlu difikirkan pula tantangan dakwah di masa yang akan datang dalam
menghadapi arus global di era post-modernis yang memasuki dunia kita. Karena Jika
kita membaca sejarah awal berdirinya Muhammadiyah, tentunya kita akan berfikir
bahwa akan semakin banyak pula tantangan yang akan kita hadapi dan mestinya
akan lebih kompleks dari apa yang dihadapi oleh K.H.
Ahmad
Dahlan. Ini tentunya menjadi tantangan bagi semua kader Muhaamadiyah untuk
selalu mendakwahkan ajaran Islam yang sebenar-benarnya melalui organisasi
Muhammadiyah.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
itu dakwah Islam?
2. Apa
tujuan dari dakwah Islam?
3. Apa
saja sumber metode dakwah?
4. Apa
saja tantangan dakwah Muhammadiyah?
5. Apa
saja konsep dasar dan strategi Muhammadiyah?
6. Bagaimana
konsep dakwah kultural Muhammadiyah?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa itu dakwah Islam
2. Untuk
mengetahui apa saja tujuan dari dakwah Islam
3. Untuk
mengetahui apa saja sumber dari dakwah Islam
4. Untuk
mengetahui apa saja tantangan-tantangan dakwah yang dihadapi Muhammadiyah
5. Untuk
mengetahui konsep dasar dan strategi dakwah Muhammadiyah
6. Untuk
mengetahui konsep dakwah kultural Muhammadiyah
D.
Manfaat
1. Mengetahui
arti dari dakwah
2. Mengetahui
tujuan-tujuan dakwah
3. Mengetahui
sumber-sumber dakwah Islam
4. Mengetahui
tantangan-tantangan dakwah yang dihadapi Muhammadiyah
5. Mengetahui
konsep dasar dan strategi dakwah Muhammadiyah
6. konsep
dakwah kultural Muhammadiyah
BAB II
PEMBAHASAN
(QS5.
Al Maa-idah ayat 67)
يَآءَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ . وَإِن لَّـمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ . وَاللهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ . إِنَّاللهَ لَا يَهْدِى القَوْمَ الْكَافِرِيْنَ
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (Q.S. Al-Maidah/5:67)
A. Pengertian
Dakwah Islam
Dilihat dari arti bahasa
(etimologi) dakwah, berasal dari kata: Da’a:, yad’u:, -da’watan, berarti
seruan, ajakan, atau panggilan. Sedangkan dilihat dari arti istilah
(terminologi) berarti penyampaian Islam kepada manusia, baik secara lisan,
tulisan taupun lukisan.
Sedangkan
arti dakwah menurut pandangan beberapa pakar atau ilmuan adalah sebagai
berikut:
1. Pendapat
Bakhial Khauli, dakwah adalah satu proses menghidupkan peraturan-peraturan
Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain
2. Pendapat
Syekh Ali Mafudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan
mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari
perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pendapat
ini juga selaras dengan pendapat Al Ghazali bahwa amar ma’ruf nahi munkar
adalah inti gerakan dakwah dan penggerak dalam dinamika masyarakat Islam.
Dalam
mendeskripsikan pengertian da’wah ada beberapa batasana tau definisi sebagai
berikut:
a. Segala
aktivitas dan usaha untuk mengubah satu situasi tertentu ke arah situasi lain
yang lebih baik, sesuai dengan ajaran Islam.
b. Usaha-usaha
menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat konsepsi
Islam tentang pandangan dan tujuan hidup di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar, dengan berbagai
media dan cara yang diperbolehkan ahlaq dan membimbing mengamalkannya dalam
prikehidupan perorangan, prikehidupan berumah tangga (usrah), perikehidupan
masyarakat, dan perikehidupan bernegara.
c. Mengajak
dan menyeru manusia atau masyarakat kepada ajaran Islam, dengan memberikan
pengertian dan kesadaran akan kebenaran ajaran-ajaran Islam sehingga manusia
atau masyarakat dapat menginsyafi akan kebaikan, kelebihan dan keutamaan Islam
bagi pembentukan pribadi yang utama, dan bagi mengatur ketertiban hidup
bermasyarakat dan dalam segala spek kehidupan, seperti bidang Iktikad, ibadah,
ahlaq, kebudayaan, pendidikan-pengajaran, ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi,
juga dalam bidang kenegaraaan/plotik dan sebagainya.
B. Tujuan Dakwah islam
Menurut Abul A’la Al-Maududi tujuan dakwah islamiyah secara proposional
meliputi 3 sasaran yaitu:
1. Agar
supaya umat manusia menyembah kepada Allah, tidak mempersyarikatkan –Nya dengan
sesuatu, dan tidak akan menyembah tuhan selain kepada Allah semata-mata.
2. Agar
supaya umat manusia bersedia menerima islam sebagai agamanya memurnikan
keyakinannya, hanya mengakui Allah sebagai tuhannya, membersikan jiwanya dari
penyakit nifaq dan selalu menjaga amal perbuatannya agar tidak bertentangan
dengan ajaran agama yang dianutnya.
3. Dakwah
islamiyah ditunjukan untuk mengubah sistem pemerintahan yang dzalim
kepemerintahan islam.
C. Sumber
Metode Dakwah
1. Al-quran
Di
dalam Al-Quran banyak sekali ayat yang membahas tentang masalah dakwah. Diatara
ayat-ayat tersebut ada yang berhubungan dengan kisah para rosul dalam
menghadapi umatnya. Selain itu, ada ayat-ayat yang di tunjukan pada Nabi
Muhammad ketika beliau melancarkan dakwahnya. Semua ayat-ayat tersebut menunjukan
metode yang harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim. Karena Allah menceritakan melainkan agar di jadikan suri
tauladan dan dapat membatu dalam rangka menjalankan dakwah berdasarkan
metode-metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Quran.
2. Sunah
Rosul
Di
dalam sunah rosul banyak kita temui hadits –hadits yang berkaitan dengan
dakwah. Begitu juga dalam sejarah hidup dan perjuangannya dan cara-cara yang
beliau pakai dalam menyiar dakwahnya baik ketika beliau berjuang di Mekah
maupun di Madinah. Semua ini memberikan contoh dalam metode dakwahnya. Karena
setidaknya kondisi yang dihadapi Rasululloh ketika itu dialami juga oleh juru
dakwah sekarang ini.
3. Sejarah
Hidup Para Sahabat dan Fuqaha
Dalam
sejarah hidup para sehabat-sehabat besar dan para fuqaha cukuplah memberikan
contoh baik yang sangat berguna bagi juru dakwah. Karena mereka adalah orang
yang expert dalam bidang agama. Muadz dan Jabal dan para sahabat lainnya
merupakan figur yang patut dicontoh sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan
misi dakwah.
4. Pengalaman
Experience
it the best teacher, itu adalah motto yang punya pengaruh besar bagi
orang-orang yang suka bergaul dengan orang banyak. Pengalaman juru dakwah
merupakan hasil pergaulannya dengan orang banyak yang kadangkala dijadikan
reference ketika dakwah.
D. Tantangan
Dakwah Muhammadiyah
1. Tantangan
dari anggota Muhammadiyah sendiri
Muhammadiyah telah mengalami perkembangan yang sangat
pesat baik perkembangan dalam hal amal usaha maupun perkembangan secara kuantitas
Muhammadiyah. Perkembangan selama satu abad ini, Muhammadiyah tetap exis dalam
mengurangi setiap perubahan zaman, perubahan era pemimpin dan banyak
perubahan-perubahan lainnya. Tentunya hal ini bukan sesuatu yang mudah
dilakukan oleh organisasi yang banyak mengalami tantangan dan teror yang
dilakukan oleh berbagai pihak.
Oleh karena itu, banyak organisasi yang secara sedikit
demi sedikit hanya meninggalkan sejarah, contohnya Boedi Utomo, Sarekat Dagang
islam, atau sarekat Islam. Muhammadiyah dalam memasuki abad ke 2 ini tentunya
banyak hal yang harus dibenahi agar tetap exis selama-lamanya. Salah satu hal
yang patut dilakukan adalah menjadikan Muhammadiyah menjadi organisasi yang
bukan hanya menginginkan banyaknya anggota, akan tetapi harus juga menjadi
organisasi yang berkualitas secara kualitas, terutama kuaitas
anggota-anggotanya.
Tentunya ini bukanlah sekedar omong kosong belaka. Karena
ternyata banyak fenomena yang terjadi di kalangan Muhammadiyah.Orang dengan
begitu mudahnya masuk menjadi anggota Muhammadiyah hanya dengan dibuktikan
dengan memiliki kartu anggota Muhammadiyah yang saat ini ternyata semakin mudah
didapatkan dengan tidak memandang siapa mereka dan apa yang sudah mereka
lakukan untuk perkembangan dakwah Muhammadiyah dan bahkan mungkin, juga dalam
kehidupan keseharian mereka sama sekali tidak mencerminkan pribadi-pribadi
Muhammadiyah seperti yang diinginkan oleh para pendiri dan para pejuang
Muhammadiyah di generasi awal.
Yang paling mengecewakan dan menyesakan hati adalah
mereka kebanyakan menjadi anggota Muhammadiyah hanya karena ingin masuk dan
bekerja di amal usahaMuhammadiyah. Dan tentunya ini terjadi di semua bagian
negara Indonesia. Ini adalah hal yang sangat riskan dan bisa menjadikan
Muhammadiyah kehilangan banyak aset amal usaha. Banyak khasus yang telah
terjadi, sekolah Muhammadiyah beralih nama, masjid dikuasai oleh pihak lain,
dan yang pastinya banyak yang lainnya yang banyak tidak kita ketahui.
Kejadian-kejadian nyata ini harus segera ditanggulangi
jika kita tidak ingin mendengar nanti atau entah berapa tahun lagi bahwa
Muhammadiyah telah menjadi sejarah dan tidak lagi mampu mengukir sejarah peradaban
bangsa.
2. Tantangan
dari Organisasi Lain
Perkembangan Muhammadiyah yang sangat pesat tentunya akan
menjadikan banyak organisasi lain meniru untuk melakukan hal yang serupa.
Minimal mereka akan belajar bagaimana menjadi seperti Muhammadiyah. Muhammadiyah
yang memiliki ribuan sekolah mulai dari sekolah dasar dan menengah (SDM/MIM,
SMPM/MTsM, SMA/MAM/SMEAM, dan STMM) sampai pada Perguruan Tinggi Muhammadiyah
menjadi hal yang menarik untuk diteliti dan dikaji untuk kemudian diterapkan di
organisasi mereka. Selain tantangan dari organisasi yang menjadikan
Muhammadiyah sebagai partner mereka, tentunya masih banyak tantangan dari
organisasi lain yang tidak suka dengan tindakan Muhammadiyah dari tahun ke
tahun telah menjadi rahasia umum bahwa Muhammadiyah telah membaha paham Wahabi
(Muhammad bin Abdul wahab) yang sangat dibenci dan ditakuti oleh kaum
tradisionalis yang anti pati terhadap berbagai macam pembaharuan atau
purivikasi ajaran Islam yang telah banyak dicampuri oleh berbagai ritual-ritual
agama lain.
Muhammadiyah dengan jargon dakwah Amal Ma’ruf Nahi Munkar
menjadikannya sebagai organisasi yang sangat semangat memerangi ajaran yang
sangat berbau tahayul, bid’ah, dan khurafat (TBC). Hal inilah yang menjadikan
Muhammadiyah banyak dimusuhi oleh masyarakat Indonesia khususnya kaum
tradisionalis yang banyak dianut oleh kebanyakan umat Islam Indonesia.Mereka
menganggap bahwa dakwah Muhammadiyah akan mengancam existensi mereka dan
pengaruh mereka di kalangan kaum muslim. Tentunya hal ini hanyalah salah satu dari
berbagai cobaan yang dihadapi oleh Muhammadiyah. Saat-saat ini kita sering
mendengar di Indonesia banyak diberitakan tentang gerakan-gerakan pencucian
otak yang diklaim oleh gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Selain itu banyak
juga kaum-kaum sempala yang mengaku Islam tetapi tidak menjalankan ajaran Islam
dan bahkan mereka merubah-rubah syariat Islam yang telah sempurna dibawa oleh
Rasululloh Muhammad SAW. Dan yang lebih buruk lagi adalah banyaknya orang-orang
yang mengaku menjadi nabi dan mendapatkan wahyu dari Allah SWT dan ada satu
lagi yang mengaku sebagai malaikat jibril dan mendirikan kerajaan tuhan (Lia
Eden). Hal-hal tersebut menjadi lahan dakwah Muhammadiyah untuk dapat
membentengi umat Islam agar tidak terpengaruh oleh ajaran-ajaran sesat mereka.
3. Tantangan
dari eksternal umat islam (agama lain)
Indonesia memiliki azaz Pancasila dan menganut paham
demokrasi telah menjadikan negara yang mayoritas Islam ini harus mengakui lima
agama lainnya (Khatolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu). Dan satu
kepercayaan kepada Tuhan (aliran kepercayaan). Dakwah Muhammadiyah yang
mengIslamkan umat Islam juga bagaimana mampu mengIslamkan orang yang belum
Islam atau dakwah kepada orang-orang non Islam. Begitupun umat agama lain pasti
akan melakukan hal-hal yang serupa untuk menyebar luaskan ajaran agama mereka.
Lebih fokus saat ini adalah bagaimana Muhammadiyah harus bisa menekan gerakan
Kristenisasi yang banyak merambah di berbagai daerah umat-umat Islam.
Kristenisasi yang telah lama dilakukan di Indonesia mulai
dari zaman penjajahan dengan konsep 3G (Gold, Glory dan Gospel). Sampai
sekarang ini masih berjalan. Banyak kasus Kristenisasin yang telah terjadi di
setiap sudut kota maupun di desa, baik secara terang-terangan maupn gerakan
terselubung dalam melakukan gerakan permurtadan,contohnya adalah pendirian
gereja di daerah Bekasi. Dan tentunya lebih banyak lagi kejadian yang tidak
kita ketahui. Melihat hal semacam ini Muhammadiyah harus lebih mengintensifkan
terutama di kantong-kantong masyarakat yang masih labil keimanannya, contohnya
adalah di desa-desa miskin dan sudut-sudut kumuh di kota. Karena di daerah
tersebut menjadi lahan empuk para misionaris yang melakukan gerakan
Kristenisasi. Dengan menawarkan berbagai macam bantuan-bantuan. Dan hal ini sangat
mendapat sambutan dari kaum muslim yang miskin dan menggadaikan keimanan mereka
karena kemiskinan. Dan ternyata banyak umat Islam tidak mempedulikan hal ini.
Muhammadiyah yang juga sebagai gerakan sosial seperti yang dulu dicontohkan
oleh K.H.Ahmad Dahlan harus semakin merespon hal ini dengan memberikan berbagai
macam bantuan kepada mereka, baik bantuan secara spiritual untuk semakin
memperkokoh keimanan mereka juga mampu memberikan bantuan secara materi
(pekerjaan). Sehingga dengan memberi bantuan kepada mereka makan mereka akan
merasa dipedulikan oleh saudara sesama muslim mereka dan mereka tidak akan
menggadaikan keimanaan mereka dengan keimanan lain karena merasa berhutang budi
kepada para misioneris Kristen.
E. Konsep
Dasar dan Strategi Dakwah Muhammadiyah
1. Konsep
dasar strategi dakwah Muhammadiyah
Dakwah
pada dasarnya adalah suatu proses yang berkesinambungan yang merupakan
aktivitas dinamis yang mengarah kepada kebaikan, pembinaan dan pembentukan
masyarakat yang bahagia dunia dan akhirat melalui ajakan yang kontinyu kepada
kebaikan serta mencegah mereka dari hal-hal yang mungkar. Oleh sebab itulah,
maka kegiatan dakwah merupakan kewajiban bagi umat Islam secara keseluruhan,
baik secara individu sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing
maupun secara berkelompok atau kelembagaan yang diorganisir secara rapi dan
modern, dikemas secara apik dan profesional serta dikembangkan secara terus
menerus mengikuti irama dan dinamika perubahan zaman dan masyarakat.
Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, dan untuk mencapai keberhasilan dakwah, maka
efektifitas dan efisiensi dalam menyelenggarakan dakwah merupakan suatu hal
yang harus mendapat perhatian dengan diproses melalui strategi dakwah yang
mapan. Untuk memperoleh batasan terhadap pengertian strategi dakwah.
2. Pengertian
strategi
Perkataan
strategi pada mulanya dihubungkan dengan operasi militer dalam skala
besar-besaran. Oleh sebab itu, strategi dapat berarti “ilmu tentang perencanaan
dan pengarahan operasi militer secara besar-besaran”. Disamping itu dapat pula
berarti “kemampuan yang terampil dalam menangani dan merencanakan sesuatu”.
Sedangkan tujuan suatu strategi ialah untuk merebut kemenangan atau meraih
suatu hasil yang diinginkan.
3.
Strategi dakwah
Untuk kepentingan dakwah ke depan,
di samping secara terus menerus mengoptimalkan aktivitas yang sudah ada,
beberapa pilihan dapat dilakukan Muhammadiyah untuk menyampaikan pesan-pesan
dakwah.
1. Melakukan revitalisasi keluarga. Al-Qur’an
surat al-Hasyr (66) ayat 7 menegaskan keharusan memelihara dan menjaga diri dan
keluarga. Artinya, perintah untuk melakukan revitalisasi dakwah secara terus
menerus dan berkelanjutan dari diri dan keluarga. Keluarga, sebagimana
dipandukan dalam Pedoman Hidup Islami Muhammadiyah, difungsikan sebagai a.
media sosialisasi nilai-nilai ajaran Islam b. kaderisasi; sebagai pelansung dan
penyempurna gerakan da’wah, c. sebagai media pemberian keteladanan dan
pembiasaan amal Islami, dan d. media penciptaan suasa dan kehidupan islami
dalam bentuk membangun pergaulan yang saling mengasihi, menyayangi, saling
menghargai danmenghormati, memelihara persamaan hak dan kewajiban.
2. Optimalisasi
mesin persyarikatan dalam bentuk pemberdayaan ranting dan amal usaha secara
maksimal sebagai media dakwah. Pimpinan persyarikatan dan pimpinan amal usaha
baik bidang pendidikan, kesehatan dan sosial secara aktif dan sungguh-sungguh
berkerja sama mengefektifkan gerakan dakwah di ranting dan amal usaha.
Diprogramkan secara sistemik, amal usaha, terutama yang bergerak di bidang
pendidikan dan sosial untuk menjadikan peserta didiknya sebagai kader-kader
Islam yang dipersiapkan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
3. Sebagai
telah diungkapkan di atas tentang kedahsyatan pengaruh media elektronik dan
teknologi informasi dalam membentuk pola pikir dan prilaku masyarakat,
merupakan keniscayaan dakwah Muhammadiyah memanfaatkan media elektronik dan
teknologi informasi. Saatnya Muhammadiyah mulai berdakwah melalui dunia maya
sumpama lewat facebook, bolgger dan sebangsanya. Dalam pemanfaatan media
elektronik, mungkin Muhammadiyah dapat mengambil bagian dalam mengisi acara
tertentu di televisi lokal yang pada masa mendatang akan banyak dikembangkan.
4. Menjadikan
maal sebagai obyek dakwah. Munculnya maal baru sesungguhnya memberikan peluang
untuk berdakwah, sekurang-kurangnya untuk membantu pengunjung maal melaksanakan
shalat jum’at. Bagi Muhammadiyah, ini merupakan lahan dakwah yang relatif
strategis. Di antara jama’ah, ada berasalah dari kalangan menengah atas. Dari
mereka dapat dikembangkan jaringan di kalangan masyarakat menengah atas yang
belakangan banyak dikuasai oleh kelompok lain.
5. Melakukan
sinergi dengan berbagai majlis dan lembaga di lingkungan Muhammadiyah.
Sebenarnya Muhammadiyah mempunyai obyek dakwah yang tidak pernah kering. Mereka
datang ke Muhammadiyah, baik ketika sakit yang ditampung oleh balai pengobatan
Muhammadiyah, atau sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah. Selama ini,
mereka belum secara maksimal dijadikan sebagai obyek dakwah betapapun
Muhammadiyah telah menegaskan semua amal usaha yang dimiliki adalah media
dakwah Muhammadiyah. Sinergi dengan berbagai majlis dan lembaga dapat membantu
terselenggaranya aktivitas dakwah secara maksimal. Wallâhu A’lam bi al-Shawâb
Seperti
itu dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Di antaranya surah an-Nahl ayat
125
ادْعُ إِلَى
سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ
ضَلَّ
عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.”
F. Konsep
Dakwah Kultural Muhammadiyah
1.
Dakwah kultural dalam konteks budaya lokal
Dakwah
Muhammadiyah dalam konteks budaya lokal berarti mencari bentuk pemahaman
dan upaya yang lebih empatik dalam mengapresiasi kebudayaan masyarakat yangakan
menjadi sasaran dakwh dan mengaktualisasikan gerakan dakwah Islam dalam
realitas kebudayaan masyarakat Indonesia secara terus menerus dan berproses
sehingga nilai-nilai Islam mempengaruhi, membingkai, dan membentuk kebudayaan
yang Islami. khususnya di kalngan umat Islam, melalui pendekatan dan strategi
yang tepat
2.
Dakwah kultural dalam konteks budaya global
Muhammadiyahperlu
mengkaji secara mendalam titik-titik silang antara Islam dan budaya
global, baik secara teoritik maupu empirik, untuk keberhasilan dakwah , seperti
: memperhatikan substansi atau pesan dakwah, memperhatikan pendekatan dan
strategi dakwah, memperhatikan media atau wahana dakwah dan memperhatikan
pelaku atau subjek dakwah. Maka dari itu Muhammadiyah perlu memperluas
khazanah dakwahnya agar sesuai dengan pola perkembangan budaya global.
3.
Dakwah kultural melalui apresiasi seni
Budaya
termasuk seni khususnya adalah ekspresi dari perasaan sosial yang
bersifat kolektif sehingga merupakan ungkapan yang sesungguhnya dari
hidup dan kehidupan masyarakat. Muhammadiyah mengembangkan dakwah kultural
melalui apresiasi seni, dengan pengembangan seni yang ma’ruf untuk kepentingan
dakwah Islam. Adapun untuk seni yang belum makruf maka perlu dilakukan melalui
tahap seleksi dan pemilahan secara syar’I, tahap intervensi nilai dan
rekayasa isi, tahappenguatan dan pengembangan seni sehingga bisa menjadi seni
yang ma’ruf. Maka dakwah kultural Muhammadiyah bisa berperan untuk melahirkan
inovasi dan kreasi.
4.
Dakwah kultural melaui media
Dakwah
melalui multimedia merupakan aktivitas dakwah dengan memanfaatkan berbagai
bentuk tekhnologi informasi dan komunikasi sebagai media atau wahana pencapaian
tujuan dakwah. Dakwah lewat multimedia dapat melalui media cetak, media
elektronik, media virtual atau internet. Adapun agenda yang perlu
dilakukan Muhammadiyah menyangkut aspek persepsi atau wawasan, aspek
sumberdaya manusia, dan kelembagaan, serta aspek kegiatan /program .
5.
Dakwah kultural gerakan jamaah dan dakwah jamaah
Dakwah
kultural sebenarnya merupakan kelanjutan dari program Gerakan Jamaah dan Dakwah
Jamaah. Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah bisa menjadi media bagi dakwah
kultural dengan fokus pemberdayaan dan pengembangan masyarakat melalui
pembentukan jamaah sebagai satuan sosial (komunitas), menjadi penting dan mendesak
untuk direalisasikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tantangan-tantangan yang kami jelaskan di atas hanyalah
sebagian kecil dari ratusan bahkan ribuan tantanyan yang akan dihadapi oleh
Muhammadiyah. Oleh karena itu sebaiknya Muhammadiyah semakin menata berbagai
hal untuk menanggulanginya. Selama 1 abad ini tentunya banyak pula kader
Muhammadiyah yang berkecimpung di berbagai sektor dakwah Muhammadiyah, baik di
amal usaha maupun di berbagai jama’ah-jama’ah pengajian.
B. Saran
Kalau strategi dakwah
Muhammadiyah bertujuan hendak menggarami kehidupan budaya bangsa dengan nilai
nilai Islam yang handal dan berkualitas tinggi, maka saatnya sudah teramat
tinggi bagi kita sekarang untuk melakukan kaji ulang terhadap keberadaan,
kiprah dan cara pandang dari gerakan yang didirikan oleh KHA Dahlan ini. Posisi
sebagai wong cilik tidak pernah efektif menentukan nasib masa depan
suatu bangsa.
Bagaimana mengubah posisi demikian itu agar menjadi posisi yang berwibawa dalam sejarah merupakan kerja dakwah dalam makna yang benar dan kemprehensif.
Bagaimana mengubah posisi demikian itu agar menjadi posisi yang berwibawa dalam sejarah merupakan kerja dakwah dalam makna yang benar dan kemprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Kamal Pasha, Musthafa
dan Ahmad Adaby Darban.2003.Muhammadiyah
Sebagai Gerakan Islam.Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam.
Pimpinan Pusat Majlis
Tabligh.1986.Islam dan Dakwah;Pergumulan
antara nilai dan realitas
Pimpinan Pusat
Muhammadiyah.2004.Dakwah Kultural Muhammadiyah.Yogyakarta:Grafika
Suparta, Munzier dan Harjani Hefni.2009.Metode Dakwah.Jakarta:Kencana
Http://Matapena.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 08 Mei 2013
http://nbasis.wordpress.com/2010/12/22/strategi-dakwah-muhammadiyah-masa-lalu-kini-dan-masa-depan-dalam-prespektif-kebudayaan/
. Diakses pada tanggal 9 Mei 2012
http://z4lf4.wordpress.com/2010/01/10/model-dan-strategi-dakwah-muhammadiyah-dalam-pembinaan-ummat/.
Diakses pada tanggal 9 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar